Taktik TIKI Memacu Inovasi Digital dan Mengkreasikan Talenta Muda Logistik
Vicky Rachman
Swa.co.id
2024-10-01
PT. Citra Van Titipan Kilat atau TIKI, mencermati kebutuhan konsumen untuk memperoleh pelayanan jasa logistik dan kurir yang mudah diakses serta ada komunikasi dua arah. Lantaran demikian, TIKI memutakhirkan fitur dan menyematkan kecerdasan buatan (artificiall intelligence/AI) di platform digital di masa pandemi hingga pasca pandemi Covid-19.
Pengembangan digital ini bertujuan untuk memberikan pengalaman konsumen yang unggul. Widiantoro, Operational Gateway and IT General Manager TIKI, mengatakan TIKI sejak mulai beroperasi pada 1970 hingga saat ini menjaga relevansi produk dan layanannya. Era digital ini menciptakan interaksi yang baru antara TIKI dan konsumen. "Customer semakin kritis dan komunikasi yang seamless, tanpa batas," ujar Edwin pada pemaparan di Indonesia Original Brands & Most Reputable Companies 2023 seperti ditulis SWAonline pada Rabu (10/1/2024).
Perubahan perilaku konsumen dan menjamurnya perusahaan logistic kian menambah persaingan bisnis di industri logistik nasional. Bisnis logistik yang kompetitif itu tak membuat roda bisnis TIKI melambat. "TIKI berusia 53 tahun dan kami berusaha menunjukkan eksistensi kami di industri logistik pada era digital," ujarnya.
Agar layanan TIKI tetap relevan, Edwin menjabarkan strategi dan inovasi TIKI mengkreasikan excellence customer experience. Perusahaan yang beroperasi sejak 53 tahun silam itu mengkreasikan pengalaman konsumen nomor wahid berlandaskan lima pilar, yaitu customer, network, process, technology, dan people.
Contohnya, manajemen TIKI merealisasikan prinsip Walk The Talk, seperti memenuhi janji kepada konsumen untuk mengirim paket dalam 1 hari atau 2 hari. "Bukan hanya tercepat tetapi kami bisa memenuhi janji kepada konsumen," imbuhnya. Kemudian, manajemen aktif mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memberikan solusi untuk menuntaskan kendala yang dihadapi konsumen, dan peduli kepada sosial serta lingkungan seiring dilaksankan program CSR TIKI.
Langkah nyata lainnya adalah inovasi produk dan layanan terbaru. TIKI pada 2021, misalnya, mengembangkan solusi pengiriman pada gerai drive thru TIKI untuk memudahkan transaksi konsumen. Tak hanya itu, TIKI memperluas jaringan seiring kemitraan dengan menciptakan sharing office bersamaSnappy dan Bank Mandiri Taspen.
Model kolaborasi TIKI dengan Bank Mandiri Taspen, Snappy, atau perusahaan kurir lainnya itu adalah saling berbagi armada di daerah. ”Kami bisa menggunakan armada mereka atau sebaliknya sehingga lebih efisien, dan di sisi lain berkontribusi mengurangi emisi gas karbon,” katanya.
TIKI memiliki jaringan operasional yang luas dan mencakup 65 kota besar di Indonesia, lebih dari 500 kantor perwakilan, 3.700 gerai, dan lebih dari 6.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. TIKI memberikan layanan pengiriman yang andal dan efisien kepada semua pelanggan lantaran cakupan jaringannya itu mudah diakses konsumen
TIKI menjaga konsistensi standar operasional dan budaya perusahaan yang terefleksikan di seluruh lini operasional. TIKI, lanjut Edwin, memberikan standar pelayanan yang andal di seluruh jaringan
Beragam pengembangan layanan di aplikasi dan website disediakan TIKI, antara lain menambah fitur payment point online booking (PPOB) di aplikasi Tiki. Fitur ini memanjakan konsumen untuk bertransaksi, seperti membayar listrik, air, dan telepon . “Mobile apps Tiki menyediakan fitur pembayaran cashless dengan berbagai macam tools pembayaran, mulai dari e-wallet, QRIS, hingga credit card,” kata Edwin.
Fitur terbaru lainnya ialah entertainment. Fitur ini menyodorkan siaran TV nasional dan konten video on demand. Jadi, aplikasi TIKI tak hanya menyodorkan jasa dan transaksi kurir. Pada aspek pelayanan, TIKI memutakhirkan beberapa fitur yang sudah ada sebelumnya, seperti fitur Pick Up Paket agar konsumen dapat memesan jadwal penjemputan paket sesuai dengan keinginannya.
Kemudian, fitur Tracking Pengiriman untuk memudahkan pelanggan melacak status kirimannya. Lalu, fitur Membership Sobat TIK, yang menyediakan beragam benefit kepada konsumen, seperti potongan harga hingga layanan prioritas.Edwin mengatakan TIKI mengembangkan digitalisasi seiring dengan peluncuran Transportation Management System berbasis AI dan meningkatkan keterikatan (engagement) konsumen di seluruh kanal media sosial. “Kami revamping aplikasi mobile TIKI dengan adanya fitur-fitur termutakhir agar layanan TIKI tetap relevan," tutur Edwin.
Menempa Talenta Muda Logistik
TIKI tak hanya mengembangkan relevansi produk dan layanannya saja. Perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta ini menautkan relevansi industri logistik dengan generasi muda berkarier di bidang ini. Caranya, TIKI dan lima perguruan tinggi berkolaborasi untuk mencetak talenta muda di industri logistik.
TIKI pada September–November 2023 berbagi pengetahuan kepada mahasiswa di Institut Transportasi dan Logistik Trisakti (ITL Trisakti), Politeknik APP Jakarta dan Universitas Pertamina di Jakarta serta Telkom University dan Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Jawa Barat. TIKI menggelar Goes To Campus di perguruan tinggi tersebut. Kegiatan yang bertajuk #LogisTIKIndonesiaButuhAnakMuda itu menempa para mahasiswa menjadi talenta dan pelaku usaha logistik.
Kerja sama dengan perguruan tinggi tersebut mencakup program pelatihan dan pendidikan mahasiswa melalui praktisi mengajar dan kunjungan mahasiswa, program beasiswa mahasiswa berprestasi, dan magang kerja. Tidak hanya itu, kerja sama tersebut pun memfasilitasi karyawan TIKI yang ingin memperkaya ilmu pengetahuannya dan menempuh pendidikan melalui program khusus antara TIKI dengan perguruan tinggi, dan membuka peluang kewirausahaan melalui program kemitraan TIKI dengan program khusus.
Pada kesempatan terpisah, Yulina Hastuti, Direktur Utama TIKI, menyampaikan TIKI berikhtiar untuk berkontribusi mengembangkan sektor kurir dan logistik di Indonesia. “Regenerasi di sektor ini perlu terus diupayakan dengan melibatkan para pelaku industri agar kompetensi yang dicetak sesuai dengan kebutuhan industri masa depan yang semakin digital. Hal inilah yang melatarbelakangi kami menggandeng seluas-luasnya lembaga pendidikan tinggi untuk berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan di industri transportasi dan logistik yang bermanfaat bagi generasi mendatang,” kata Yulina dalam keterangan tertulisnya.
TIKI mengampanyekan bahwa sektor logistik membutuhkan partisipasi anak muda untuk mendukung regenerasi talenta di sektor logistik nasional dan meningkatkan daya saing industri ini. Lantaran demikian, TIKI berancang-ancang mempersiapkan talenta muda yang terampil, kreatif dan mengkreasikan inovasi di industri logistik.
Sektor logistik diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan di masa mendatang. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengestimasikan pertumbuhan industri logistik sebesar 5-8%. Industri ini akan ditopang pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Data yang disodorkan Google, Temasek & Bain yang dirilis pada November 2023 itu mengestimasikan nilai gross merchandise value (GMV) ekonomi digital Indonesia pada 2025 senilai US$ 109 miliar. Nilai GMV ini diperkirkan melonjak berlipat ganda di 2030.. Kontributor terbesar pertumbuhan ini diperkirakan bersumber dari e-commerce. Dampaknya, sektor logistik akan mengalami pertumbuhan seiring peningkatan ekonomi digital nasional.
Pertumbuhan industri logistik direspons TIKI yang menggandeng perguruan tinggi. Sebab, sejumlah perguruan tinggi menyediakn Program Studi Logistik. Erika Fatma, Ketua Program Studi Manajemen Logistik Industri Elektronika Politeknik APP Jakarta, mengatakan, dalam 3-5 tahun terakhir, minat generasi muda terhadap mengikuti program studi yang berkaitan dengan transportasi dan logistik di berbagai universitas mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), sebanyak 19 program studi baru di bidang logistik pada jenjang D3 hingga S2 dibuka pada kurun waktu 2020 – 2023. “Untuk Politeknik APP Jakarta, jumlah peminat Program Studi Logistik pada 3-5 tahun terakhir meningkat sekitar 10-15% setiap tahunnya. Perkembangan e-commerce dan kemajuan teknologi dalam integrasi proses logistik menjadi salah satu daya tarik bagi generasi muda yang akrab dengan teknologi untuk terlibat dalam pengembangan logistik di era digital,” tutur Erika.
Erika menyampaikan tantangan perguruan tinggi mengembangkan SDM saat ini adalah berpacu dengan perubahan di Industri yang bergerak dengan sangat cepat. Tingginya laju perubahan tersebut memerlukan upaya ekstra untuk memastikan bahwa kurikulum yang disusun oleh lembaga pendidikan, dapat menyiapkan SDM yang memiliki keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama yang erat antara dunia industri dan dunia pendidikan.
Politeknik APP Jakarta mengapresiasi TIKI yang berkontribusi untuk berbagi pengetahuan kepada mahasiswa dan mahasiswi. “Kami memperoleh gambaran yang menyeluruh dari teori yang mereka dapatkan di kampus dengan praktik di lapangan, penyesuaian apa yang perlu dilakukan dan soft skill apa yang dibutuhkan untuk beradaptasi,” ujar Erika.
Pendapat senada disampaikan Sita Anisah Sholihah, Dosen Tetap dan Sekretaris Program Studi Logistik di ITL Trisakti. “Dulu logistik dan transportasi dianggap sekedar pendukung bisnis dalam pendistribusian dan inventori barang, namun sekarang logistik merupakan sektor strategis untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional, dan menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam meningkatkan daya saing suatu perusahaan atau merek,” ujar Sita.
Trie Maulana A, Direktur Pelaksana TIKI, menyampaikan TIKI memacu generasi muda Indonesia untuk mempelajari potensi industri kurir dan menjajaki potensi menjadi wirausaha di sektor logistik. “Melalui program kemitraan, kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi generasi muda Indonesia untuk memiliki bisnis logistik. Di sisi karier, kami juga ingin lebih banyak lagi anak muda yang bergabung dengan TIKI. Kami juga mendorong perempuan- perempuan muda dan berbakat untuk bergabung bersama kami,” kata Trie. (*)
Sumber Berita :
https://swa.co.id/swa/trends/taktik-tiki-memacu-inovasi-digital-dan-mengkreasikan-talenta-muda-logistikBerita Terbaru
Strategi Kemendag Raih Target Biaya Logistik Turun jadi 12% pada 2029
2025-11-05
Liputan6.com, Jakarta - Rasio biaya logistik nasional ditargetkan turun menjadi 12% terhadap Produk Domestik Bruto pada 2029. Lalu biaya logistik nasional ditargetkan merosot menjadi 8%. Langkah ini sebagai upaya naikkan daya saing dan menekan harga produk lokal supaya lebih terjangkau di pasar domestik dan global.Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iqbal Shoffan Shofwan, seperti dikutip dari Antara, ditulis Rabu (5/11/2025).Ia menuturkan, efisiensi logistik menjadi salah satu kunci utama memperkuat struktur biaya produksi nasional.Saat ini, biaya logistik Indonesia masih berada di level 14,29% terhadap PDB, jauh lebih tinggi dibandingkan rasio di negara-negara maju yang berada pada kisaran 8–10%."Kami baru mau akan menargetkan dari 14,29% menjadi 12% di tahun 2029. Kemudian di 2045, kami baru mau akan (mengupayakan) menjadi 8%,” kata Iqbal Shoffan Shofwan.Ia menuturkan, penurunan bertahap hingga 8 persen pada 2045 tersebut juga akan diiringi dengan perbaikan infrastruktur, digitalisasi rantai pasok, dan sinergi antarinstansi.Iqbal menilai, tantangan utama Indonesia terletak pada karakteristik geografis sebagai negara kepulauan dan perbedaan tingkat penggunaan teknologi produksi dibandingkan negara pesaing, seperti Vietnam dan India."Salah satu tantangan pemasaran produk buatan Indonesia adalah affordable cost (harga yang terjangkau), karena berbicara harga yang terjangkau sangat kompleks, materialnya bagaimana, kemudian penggunaan teknologinya seperti apa, misalnya kita bandingkan dengan Vietnam, dengan India, itu kayaknya kita masih di bawah,” kata Iqbal.Langkah KemendagUntuk mencapai target efisiensi tersebut, Kemendag telah menempuh langkah-langkah konkret, salah satunya melalui penerapan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 92 Tahun 2020 tentang Perdagangan Antarpulau.Selain itu, pemerintah juga membangun digitalisasi sistem distribusi antarpulau yang memungkinkan pelaku usaha hanya melakukan satu kali input data untuk seluruh proses pengiriman barang, mulai dari manifes muatan hingga instruksi pengapalan."Setiap pelaku usaha itu cukup memasukkan satu input saja, kemudian itu bisa digunakan mulai dari masuk pelabuhan, (penerbitan) shipping instruction, dan segala macam. Jadi lebih efisien,” ujar Iqbal.Pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memastikan integrasi sistem transportasi darat dan laut, serta pengumpulan data muatan yang lebih detail dan akurat.“Kami menginginkan barang-barang yang dibawa, yang bergerak itu dari Sumatera ke Jawa misalnya, itu tidak hanya tercatat berat truknya berapa, tapi juga apa yang dibawa, jumlahnya berapa, dan ke mana (tujuan pengirimannya),” ujar dia.Pengusaha Buka-bukaan Penyebab Biaya Logistik Indonesia MahalSebelumnya, Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) membongkar sejumlah komponen yang membuat biaya logistik di Indonesia masih mahal. Beberapa komponen itu selalu dipungut dalam setiap lini rantai pasok domestik.Ketua Umum ALI Mahendra Rianto mengatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan, seharusnya serius menggarap transportasi laut. Namun, kenyataannya, masih terlalu berfokus pada angkutan darat."Biaya logistik tadi sudah disampaikan, bahwa ternyata strukturnya adalah karena Indonesia kepulauan, maka biaya terbenar adalah transportasi 39-40 persen itu transportasi. Nah kalau mau kita efisiensikan Ayo kita bahas masalah transportasi ini mana yang paling efisien," ungkap Mahendra di Jakarta, dikutip Jumat (24/1/2025).Melihat dari pandangan rantai pasok, dari first mile hingga last mile, menjadi komponen biaya logistik. Misalnya, ketika produsen menyimpan bahan baku di pelabuhan usai pengiriman, ini menimbulkan biaya.Penyebab Lain Biaya Logistik Mahal"Kalau kita sebagai produsen keep raw material, di pelabuhan 3 hari, raw material itu kena biaya charge, storage charge, belum lagi demurage kalau itu breakbound kalau itu kontainer, belum lagi detention cost, itu menjadi bebannya importir," bebernya.Tak berhenti di situ, ada biaya lagi hasil produksi memerlukan ruang penyimpanan saat proses distribusi. Pada titik ini, produsen bahkan harus merogoh kocek kembali sekitar 8-10 persen untuk biaya yang disebut inventory carrying cost."Kemudian warehouse cost, penyimpanan raw material warehouse, sementara industri-industri sekarang meng-outsource warehouse sewa third party logistic, cost, distribution center, sewa gudang, cost. Yang terakhir biaya admin dan IT Itu sekitar 3-5 persen, itula persentase yang bisa kita lakukan," urainya.
Pemerintah Percepat Penurunan Biaya Logistik Untuk Daya Saing Nasional
2025-11-05
JAKARTA - Pemerintah menargetkan rasio biaya logistik nasional turun menjadi 12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2029, dengan tujuan jangka panjang menurunkannya hingga 8 persen. Langkah ini diambil sebagai upaya meningkatkan daya saing produk dalam negeri sekaligus menekan harga agar lebih terjangkau di pasar domestik maupun internasional. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan, menegaskan bahwa efisiensi logistik menjadi kunci utama dalam memperkuat struktur biaya produksi nasional. Saat ini, biaya logistik Indonesia masih tinggi, yaitu 14,29 persen terhadap PDB, jauh di atas negara maju yang rata-rata berada di 8–10 persen. Iqbal menambahkan bahwa tantangan utama berasal dari karakteristik geografis sebagai negara kepulauan dan perbedaan pemanfaatan teknologi produksi dibandingkan negara pesaing seperti Vietnam dan India.Selain itu, pemerintah menekankan pentingnya affordable cost atau harga produk yang terjangkau, karena biaya produksi sangat dipengaruhi bahan baku, efisiensi proses, dan teknologi yang digunakan. “Kalau dibandingkan dengan Vietnam dan India, kita masih di bawah dalam hal efisiensi dan harga terjangkau,” ucap Iqbal. Penurunan biaya logistik ini juga menjadi fondasi bagi penguatan daya saing produk lokal sehingga mampu bersaing di pasar global, terutama untuk produk ekspor yang membutuhkan struktur biaya yang lebih kompetitif.Langkah Konkrit Kemendag Tingkatkan EfisiensiUntuk mencapai target efisiensi, Kemendag telah menerapkan beberapa langkah strategis, termasuk Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 92 Tahun 2020 tentang Perdagangan Antarpulau. Peraturan ini mendukung sistem distribusi logistik yang lebih efisien melalui digitalisasi, memungkinkan pelaku usaha cukup memasukkan satu kali input data untuk seluruh proses pengiriman barang. Sistem ini mencakup manifes muatan hingga instruksi pengapalan, sehingga mempercepat arus barang dari pelabuhan ke tujuan akhir.Selain itu, Kemendag berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk memastikan integrasi transportasi darat dan laut serta pengumpulan data muatan yang lebih akurat. Dengan integrasi ini, barang yang bergerak dari Sumatera ke Jawa misalnya, dapat tercatat lengkap mulai dari jenis barang, jumlah, hingga tujuan pengiriman. Iqbal menekankan bahwa efisiensi tidak hanya soal biaya tetapi juga kecepatan dan akurasi distribusi, sehingga seluruh rantai pasok nasional menjadi lebih kompetitif.Komponen Biaya Logistik Masih TinggiAsosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengungkap sejumlah faktor yang membuat biaya logistik di Indonesia tinggi. Ketua Umum ALI, Mahendra Rianto, menjelaskan bahwa biaya transportasi masih mendominasi, terutama karena fokus angkutan darat belum optimal untuk negara kepulauan. Transportasi darat memakan 39–40 persen dari total biaya logistik, sehingga perlu evaluasi efisiensi transportasi laut dan interkoneksi antar pulau.Selain transportasi, komponen first mile hingga last mile turut memengaruhi biaya, termasuk biaya penyimpanan bahan baku di pelabuhan setelah pengiriman. Proses ini menimbulkan biaya tambahan yang cukup besar bagi produsen, dan menjadi salah satu faktor utama tingginya biaya logistik nasional. Mahendra menekankan bahwa penurunan biaya logistik tidak hanya berdampak pada harga barang, tetapi juga mendukung kelancaran ekspor-impor dan daya saing nasional.Tantangan Lain dalam Rantai PasokBiaya lain yang ikut membebani logistik adalah inventory carrying cost atau biaya penyimpanan barang selama distribusi, yang bisa mencapai 8–10 persen dari nilai produk. Warehouse cost atau biaya gudang juga memakan porsi signifikan, meskipun banyak industri kini memilih menyewa pihak ketiga sebagai third party logistic. Selain itu, biaya administrasi dan IT menyumbang sekitar 3–5 persen.Menurut Iqbal, kombinasi perbaikan infrastruktur, digitalisasi rantai pasok, dan sinergi antarinstansi menjadi strategi utama untuk menurunkan biaya logistik secara bertahap hingga 12 persen pada 2029, kemudian 8 persen pada 2045. Kebijakan ini diharapkan tidak hanya menekan harga produk, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan profesionalisme pelaku usaha, mendukung perekonomian nasional, serta mendorong Indonesia menjadi negara dengan logistik yang kompetitif di level global.
Pengusaha Logistik: Cek Fisik Jalur Hijau Bea Cukai Tak Efektif Kerek Penerimaan
2025-10-05
Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menilai langkah cek fisik jalur hijau oleh Bea Cukai di pelabuhan bukanlah cara yang efektif untuk menambah pundi-pundi kas negara melalui penerimaan negara dari kepabeanan. Ketua Umum ALI Mahendra Rianto memandang bahwa meningkatkan penerimaan negara melalui penegakan hukum dapat dilakukan dengan menambah jumlah mesin pemindai kontainer. Dengan alat pemindai canggih yang lebih banyak, arus kontainer yang diperiksa otomatis akan lebih banyak dan mempercepat waktu tunggu barang (dwelling time). “Sudah bukan zamannya lagi periksa fisik. Alat-alat canggih sekarang sudah banyak. Cuma kan banyak alasan, apakah rusak, ataukah jumlahnya cuma sedikit [alatnya]. ” ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (5/10/2025). Untuk diketahui, jalur hijau merujuk pada sistem pelayanan serta pengawasan dengan tidak melakukan pemeriksaan fisik terhadap pengeluaran barang impor. Namun, pemeriksaan tetap dilakukan melalui penilaian dokumen dan penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB). Jalur hijau ditujukan untuk importir dengan risiko sedang yang mengimpor barang dengan risiko rendah, serta importir dengan risiko rendah yang mengimpor barang dengan risiko rendah atau sedang. Mahendra menganalogikan, kapal-kapal yang membawa kontainer sama halnya dengan seseorang yang akan membayar di supermarket. Apabila konter yang tersedia banyak untuk melakukan pembayaran dan memindai harga, tak akan ada antrean panjang.Mahendra menyayangkan kebijakan pemerintah yang berubah-ubah. Terlebih, kesiapan pemeriksaan terhadap jalur hijau—di samping jalur merah yang juga wajib dicek fisik—belum tentu memadai dan dikhawatirkan menimbulkan antrean, serta memperpanjang dwelling time.Mengutip situs resmi Indonesia National Single Window (INSW), dwelling time di pelabuhan-pelabuhan Indonesia rata-rata selama 2,47 hari berdasarkan data per Agustus 2025. Untuk itu, Mahendra meminta agar pemerintah tidak mengambil kebijakan yang berlawanan dengan yang sudah dilakukan sebelumnya. Cukup dengan menambah dan memperbanyak alat pindai canggih di seluruh pelabuhan. “Penambahan PNBP itu sederhana, tambah saja alat pemeriksaan yang modern, yang bisa mendeteksi apapun yang ada di dalam kontainer. Sama kayak di pelabuhan udara [bandara]” tambahnya. Sementara saat ini, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia telah menggunakan sistem Hi-Co Scan. Mengutip laman resmi Kementerian Perhubungan, teknologi ini memungkinkan pemeriksaan dan pemindaian barang yang lebih cepat dan akurat sehingga diharapkan dapat mengurangi waktu antrean dan meningkatkan produktivitas di pelabuhan. Selain itu, data yang dihasilkan oleh sistem ini juga dapat mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Sebelumnya, wacana pemeriksaan fisik jalur hijau terlontar dari Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Harapannya, penegakan hukum dan kepatuhan di bidang kepabeanan dapat membantu penerimaan negara yang ditargetkan lebih tinggi tahun depan. "Jalur ini biasanya enggak diperiksa. Sekarang kita randomize sehari berapa biji, 10 atau lebih, dites random, jadi enggak bisa main-main lagi," jelasnya. Dirinya juga memastikan hal tersebut tidak akan mengganggu dwelling time maupun kelancaran bongkar muat barang di pelabuhan. Purbaya malah mencurigai importir yang mengkritisi rencananya tersebut. "Makanya saya random sampel, enggak akan terus-terusan banyak. Mereka ketakutan nyembunyiin apa tuh?" kata Purbaya sambil tertawa.
